Ketika mencium telapak kaki Ibu..

HELLO

Kali ini saya akan sedikit menceritakan tentang ibu saya, ibu terhebat di dunia bagi saya, ibu Teki.

mulai tanggal 18 Desember 2008, ibu saya resmi dimutasi ke Jakarta.
Keputusan untuk mutasi sudah ada sejak awal bulan Desember ini, yang jelas membuat kami sekeluarga kaget.
kalo boleh jujur ya, selama 15 tahun bekerja di kantornya -Yakes Telkom- ibu saya belum penah dimutasi walaupun teman - teman seangkatannya sudah banyak berganti karena dimutasi ke daerah lain.

akhirnya, kena juga deh.
syukur masih di area Jawa, di Jakarta. gimana kalo ke Balikpapan ato Makassar ?
ngebayangin transport aja udah ngeri.
so, here we us.
Ibu saya di Jakarta sekarang. hari ini.
yang mungkin pulang seminggu sekali, ato 2 minggu sekali, ato malah sebulan sekali. (mengingat tiket pesawat yang mahal)
rumah jadi sepi,
biasanya ibu saya yang jago ngeramein suasana, entah nyanyi - nyanyi sendiri lah (ga peduli liriknya ngarang semua) ato teriak buat ngingetin saya & ninin buat mandi & makan.

" anggep aja ibu dinas ke luar kota ya, tapi terus - terusan. haha "

yah. dari kecil emang saya & adik saya udah biasa ditinggal ibu ke luar kota, terutama kalo pas lagi ada ujian, pasti deh ibu pas ke luar kota.
jadilah beb saya (panggilan saya buat bapak) yang sering jadi babysitter.
istilahnya, bapak rumah tangga. haha

oke, intinya bukan itu.

suatu hari saya mengecek email, ada email dari pakde saya.

From : Teguh Trianung
To : Dyah Diwasasri (sasrisango@plasa.com)
Message :
Khusus buat mbak sasri & mas yanda-sepupu, red.- yang sebentar lagi mau menghadapi ujian,
ada saran dari pakde,
dulu sebelum meninggal, eyang putri berpesan sama anak - anaknya,

" ciumlah telapak kaki ibumu, ibumu, ibumu baru bapakmu. "

yang maksudnya mendapat restu dari orangtua itu terutama dari ibu, ibu. ibu baru kemudian bapak.
pakde sarankan supaya ini bisa dicoba, dirasakan, diresapi bagaimana rasanya,
setidaknya dilakukan, minimal seminggu sekali lah, selagi ibu masih ada.
ok, semoga sukses.
salam.
05

dan yang ada di pikiran saya waktu itu,
saya ingin segera mencobanya.

kemudian, suatu pagi sehabis sahur,
kami sekeluarga salat subuh berjama'ah.
setelah berdoa - masih memakai mukena- saya meminta ibu untuk duduk di kasur.
hawa masih dingin karena masih jam 5 pagi.
saya mengusap telapak kaki ibu sambil berdoa dalam hati.
lalu pelan - pelan saya cium telapak kaki ibu saya.

sekali.

dua kali.

tiga kali.

dan saya tidak kuat untuk tidak meneteskan air mata.

sedetik kemudian ibu menarik saya ke dalam pelukannya,
rambut saya diusap pelan.
punggung saya diusap.
saya menahan tangis saya supaya tidak terisak.
lalu saya rasakan mungkin ibu juga menangis di pundak saya.

beberapa saat setelah itu, ibu mengecup kening saya dengan lembut.
dan saat itu saya merasakan sesuatu yang luar biasa dan tidak bisa diungkapkan dengan kata - kata.
kasih sayang ibu kepada saya.
lalu saya hanyut lagi dalam pelukannya.
aku sayang ibu.

***

tulisan kali ini saya persembahkan untuk ibu saya tercinta, Ibu Teki.
saya pikir hari ini suatu momen yang pas untuk menuliskannya.
terima kasih atas seluruh cinta dan kasih sayangmu yang tidak terhingga kepada kami, anak - anakmu.
kata maaf memang tidak cukup untuk menebus segudang kesalahan yang telah kami perbuat.






Selamat Hari Ibu.

sasri & ninin

p.s. buat temen - temen yang baca postingan saya kali ini, boleh dicoba melakukan hal yang sama seperti saya di atas. coba untuk dilakukan dan dirasakan, selagi ibu kalian masih ada di dunia ini. beruntunglah bagi kalian semua yang masih memiliki ibu. jangan gengsi untuk sekedar berkata "aku sayang ibu". yakin, ibu kalian pasti bahagia mendengarnya :)